Suaraaksirakyat, Sukabumi Kota,- Bidang Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kota Sukabumi, menggelar Pertemuan Rapat Koordinasi dalam rangka meningkatkan kualitas capaian program pencegahan dan Pengendalian penyakit di Kota Sukabumi.
Berlokasi di Ballroom Hotel Horison, jalan Siliwangi No 68, KebonJjati Kecamatan Cikole Kota Sukabumi, pada hari Rabu 25 /09/2024.
Rapat Koordinasi yang dibuka langsung oleh Penjabat Wali Kota Sukabumi Kusmana Hartadji, Hadir dalam momen tersebut Kepala Dinas Kesehatan Kota Sukabumi Reni Rosyida Muthmainnah, Ditjen Binda Bangda Kemendagri, Kabid P2P Dinkes Provinsi Jawa Barat, Kepala OPD, Camat dan Lurah se-kota Sukabumi, Direktur Rumah Sakit Se-kota Sukabumi.
” Rakor ini juga dalam upaya Pencegahan dan Pengendalian penyakit yang inovatif bagi peningkatan derajat kesehatan Masyarakat Kota Sukabumi,” ujar Penjabat Wali Kota Sukabumi Kusmana Hartadji. Indeks pembangunan manusia (IPM) merupakan indikator penting bagi Kota Sukabumi sebagai kota jasa. IPM adalah indikator komposit yang mengukur capaian pembangunan manusia dalam tiga dimensi dasar, yaitu kesehatan, pendidikan, dan ekonomi” ujarnya.
Sementara itu ditempat terpisah drg.Wita Dharmawanti ( Kabid P2P Dinkes Kota Sukabumi ) menjelaskan ” Rapat Koordinasi bidang pencegahan dan pengendalian penyakit di Kota Sukabumi, sasarannya untuk lintas sektoral seperti KCD Disdik karena selam ini UKS hanya mengobati orang terluka saja padahal bisa memantau temannya yang benar-benar benar sakit misal batuk dalam jangka lama bisa dianjurkan untuk diperiksa ke Dokter.
Kemudian tadi muncul pertanyaan dari Kemenag, bagaimana cara memandikan jenazah yang tertular HIV Aids? Makanya kami sarankan bagi pemandi jenazah tidak pandang bulu siapapun itu harus menggunakan APD” tegasnya.
Selanjutnya beliau menambahkan bahwa ” Di Sukabumi baru 2 pasien mengalami tanda- tanda cacar monyet, namun yang satunya saat diambil sample darahnya dan diserahkan ke laboratorium dinyatakan negatif, tinggal satu orang lagi yang menunggu hasil dari laboratorium.
Kami menyadari bahwa kami tidak bisa bekerja sendiri butuh bantuan lintas sektoral untuk ikut berperan serta dalam menanggulangi dan mencegah penyakit menular ” pungkasnya.
(Nurlaela)